Tuesday, 11 November 2014

Keterkaitan Antara Perusahaan dengam Bisnis





STUDENT PORTOFOLIO



Arranged by :   Akhira Kautsara Wikastri
                20214702
                1EB12

SOFTSKILL BISNIS







Keterkaitan Antara Perusahaan dan Bisnis

Jenis-jenis dan peluang bisnis baru yang semula tidak dikenal sekarang ini mulai menggejala dimana-mana. Keadaan ini memaksa pelaku bisnis maupun pihak-pihak baru yang ingin menekuni bisnis untuk lebih kreatif dan proaktif dalam menyikapi suasana persaingan yang semakin ketat. Dengan demikian, perencanaan bisnis yang benar-benar matang sangat diperlukan, sehingga bisnis dapat tumbuh dan berkembang serta menghasilkan laba. Untuk mampu melakukan improvisasi dan menjalankan terobosan-terobosan bisnis serta perencanaan bisnis yang matang, pelaku bisnis harus dibekali dengan penguasaan akan konsep-konsep bisnis yang matang sehingga mampu mengembangkannya dalam tataran yang lebih tinggi.

Sedemikian erat kaitan bisnis dengan perusahaan, sehingga untuk memahami seluk beluk bisnis diperlukan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan ilmu ekonomi perusahaan serta konsep pokok perusahaan agar bisnis dapat dikelola sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan. Ditambah dengan kiat dan intuisi bisnis yang cermat, dapat dihasilkan perencanaan bisnis yang mengarahkan pelaku bisnis maupun perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta memperoleh keunggulan bersaing. Kondisi ini penting mengingat disamping pencapaian tujuan ekonomis, perusahaan sebagai suatu sistem juga dimampukan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya bila perusahaan tersebut mampu meraup untung dan bertahan dalam persaingan.




     Perusahaan


Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Atau dapat juga dikatakan bahwa perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.

Perusahaan bertugas mengolah sumber-sumber ekonomi atau sering juga disebut sebagai faktor-faktor produksi. Sumber-sumber ekonomi tersebut dapat dikelompokkan kedalam :


a)      Manusia (Men)

Manusia tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja di perusahaan namun juga berperan sebagai konsumen dari produk perusahaan.


b)      Uang (Money)

Uang atau modal usaha yaitu sejumlah uang atau barang yang dibeli dengan uang tersebut untuk membuat produk yang lain.


c)      Material (Materials)

Material ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi, sebab merupakan faktor pendukung utama dalam proses produksi. Termasuk didalamnya adalah bahan baku, bahan pembantu, tanah untuk proses produksi serta bahan lain sebagai penunjang proses produksi.


d)     Metode (Methods)

Metode merupakan suatu pelaksanaan kerja produktif, misalkan pengambilan keputusan, pemberian ide atau inisiatif dan pemikiran yang seluruhnya ditujukan agar pengelolaan sumber-sumber ekonomi dapat berjalan lancar. Didalam metode ini ialah pelaksanaan manajemen dalam perusahaan atau pengelolaan perusahaan.

Di dalam perusahaan, sumber-sumber ekonomi tersebut diproses menjadi barang/jasa yang akan ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diterapkan prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu diharapkan dapat diperoleh hasil atau keuntungan maksimum

 
 Etika bisnis


Etika bisnis berkaitan dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha atau berbisnis. Kebenaran yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu.


Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha atau berbisnis dikarenakan kurang jujur terhadap konsumen dan tidak menjaga atau memelihara kepercayaan yang telah diberikan oleh konsumen.


Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis, yaitu :


a)      Lingkungan bisnis

Para eksekutif perusahaan seringkali diperhadapkan pada suatu dilema yang menekannya, seperti misalnya menekan ongkos-ongkos, peningkatan efisiensi dan bersaing. Dilain pihak eksekutif juga harus bertanggung jawab kepada masyarakat atau konsumen agar kualitas barang terjaga, serta harga barang terjangkau. Eksekutif perusahaan harus pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan perusahaan.


b)      Organisasi

Secara umum, anggota organisasi itu sendiri saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (proses interaktif). Dilain pihak organisasi terhadap individu harus tetap berperilaku etis.


c)      Individu

Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi dengan sesama akan berperilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara umum dapat dipelajari atau diperoleh dari hasil interaksi dengan sesama.


Dalam bekerja dan berbisnis, individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap hasil kerjanya atau hasil usahanya dengan menjaga kehormatan profesinya.


Kode etik dalam berbisnis diperlukan untuk hal seperti berikut :


a)      Menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen strategi dan kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial ekonomi dilain pihak.

b)      Menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.

c)      Mewujudkan intergritas perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.

d)     Menciptakan ketenangan, kenyamanan dan keamanan batin bagi pemilik perusahaan/investor serta bagi para karyawan.

e)      Dapat mengangkat harkat perusahaan nasional didunia perdagangan internasional.

Membumikan Etika Bisnis di Perusahaan 

Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik -buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.

Perilaku etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi saling percaya antara perusahaan dan stakeholders, yang memungkinkan perusahaan meningkatkan keuntungan jangka panjang. Perilaku etis akan mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.

Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku, dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.

Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku etis dalam perusahaan. Kebijakan perusahaan biasanya secara formal didokumentasikan dalam bentuk Kode Etik (Code of Conduct). Di tengah iklim keterbukaan dan globalisasi yang membawa keragaman budaya, code of conduct memiliki peran yang semakin penting, sebagai buffer dalam interaksi intensif beragam ras, pemikiran, pendidikan dan agama.

Sebagai persemaian untuk menumbuhkan perilaku etis, perlu dibentuk iklim etika dalam perusahaan. Iklim etika tercipta, jika dalam suatu perusahaan terdapat kumpulan pengertian tentang perilaku apa yang dianggap benar dan tersedia mekanisme yang memungkinkan permasalahan mengenai etika dapat diatasi.

Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan. Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik. Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization). Dan ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).

Iklim etika dalam perusahaan dipengaruhi oleh adanya interaksi beberapa faktor, yaitu faktor kepentingan diri sendiri, keuntungan perusahaan, pelaksanaan efisiensi dan kepentingan kelompok.
Penciptaan iklim etika mutlak diperlukan, meskipun memerlukan waktu, biaya dan ketekunan manajemen. Dalam iklim etika, kepentingan stakeholders terakomodasi secara baik karena dilandasi rasa saling percaya.

Kesimpulan

 Sedemikian eratnya kaitan bisnis dengan perusahaan sebagai organisasi bisnis maka untuk dapat memahami serta menjalankan bisnis yang berhasil dan terus menerus mendatangkan keuntungan perlu mempelajari bahkan menguasai ilmu ekonomi perusahaan dan konsep – konsep dasar perusahaan.


Agar bisnis yang dikelolanya dapat bertahan dan berkembang, pelaku bisnis perlu memperhatikan faktor-faktor penunjangnya yaitu :

  1. Etika Bisnis karena berkaitan erat dengan penilaian masyarakat sebagai konsumen atau pembeli produk baik itu berupa barang atau jasa yang diproduksi serta ditawarkan perusahaan.
  2. Letak dan tempat kedudukan perusahaan sebagai salah satu faktor pendukung penting yang dapat menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Ketepatan pemilihan letak dan tempat perusahaan akan memberikan bantuan yang sangat berharga dalam kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas produksi serta fleksibilitas terhadap kemungkinan rencana dimasa depan.
  3. Perusahaan sebagai lembaga sosial, sehingga selain untuk memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya, perusahaan juga harus mampu menempatkan posisinya yang tepat dalam masyarakat dengan turut memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat sekitarnya dan juga lingkungan. Dan keberadaan perusahaan atau usaha bisnis itu sendiri harus dapat dipertanggung jawabkan secara sosial.
  4. Lingkungan Internal maupun Lingkungan eksternal perusahaan yang sangat berperan dalam kelancaran serta kelangsungan operasi suatu perusahaan.
  5. Bentuk-bentuk badan usaha, karena pemilihan bentuk badan usaha yang tepat dan jelas menurut hukum yang berlaku akan membantu pelaku bisnis untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan demi tujuan yang diidamkan serta untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Heidjrachman R., Irawan, Sukanto R., 1979, Pengantar Ekonomi Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

2.      Sumarni, Murni., Soeprihanto, John., 1997, Pengantar Bisnis (Dasar Ekonomi Perusahaan), Liberty, Yogyakarta.

3.      Fuad, M ., Y.E.F, Paulus.,  et. al. 2006, Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

4.      http://rajapresentasi.com/2011/10/pengelolaan-risiko-bisnis-dan-kaitan-dengan-fungsi-perusahaan/